Pages

Ads 468x60px

Minggu, 02 Februari 2014

MASYARAKAT KEPEMIMPINAN MULTIKULTURAL

Desa-pajeruan.blogspot.com - Dari delapan dusun yang ada di desa Pajeruan, peran opinion leader di desa Pajeruan cenderung mengikuti pola kepemimpinan Kiyai. Pada prinsipnya secara keseluhan masyarakat desa Pajeruan lebih memegang teguh konsep “ Bapha’ Babhu’ Ghuru Rato”. Dalam pemilihan tersebut, Bapak Ibu dan Guru yang menjadi panutan utama, dan kemudian rato. Rato (Ratu) yang di istilahkan orang Madura adalah peminpin pemerintahan. Pola kultural kepemimpinan ini tidak sekental apa yang ada di daerah luar madura. Masyarakat Pajeruan merupakan masyarakat yang dapat dibilang paling berbeda dengan masyarakat lainnya. Masyarakat pajeruan 98% menganut paham Ahlussunnah waljama’ah atau NU. Situasi inilah turut serta menentukan dalam perolehan suara pemilihan umum. Kerena meraka lebih mengikuti ideologi politik yang berbasis islam Ahlusunnah waljama’ah, dengan kata lain islam NU.



Secara politik, hal itu sah-sah saja tidak ada pelanggaran. Sebab, sebagai opinion leader mereka hanya menganjurkan bukan melakukan paksaan fisik atau penyuapan (money politic). Hanya saja, kondisi semacam ini akan menghambat kesadaran dan sikap kritis masyarakat pada unsur kekuasaan. Tidak hanya dalam event pemilu nasional semata, dalam pemilihan tingkat desa pun juga ada pengaruh kepemimpinan Kiyai. Misalnya besok ada pemilihan kepala desa, maka seluruh masyarakat di intruksikan untuk memilih calon yang diusung dan didukung oleh Kiyai. Usaha ini sangat berhasil karena kepala Desa Pajeruan saat ini ialah berasal dari Dusun Takobung yang paling dekat dengan para Kiyai dan belater yang dipandang sebagai leader.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text